Praktikum Biologi Dasar
“Penggunaan Mikroskop”
Gita
Cahyawati
120210103049
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Jember
2012
JUDUL
Penggunaan Mikroskop
Penggunaan Mikroskop
TUJUAN
1. Mengenal
bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya
2. Mengenal
cara penggunaan mikroskop
3. Menentukan
luas bidang pandang mikroskop
4. Mempelajari
cara menyiapkan bahan-bahan yang akan diamati dibawah mikroskop
DASAR
TEORI
Panca
indera manusia memiliki kemampuan daya pisah yang terbatas, karena itu banyak
masalah mengenai organisme yang akan diamati hanya dapat diperiksa dengan
menggunakan alat-alat bantu. Salah satu alat bantu yang sering digunakan dalam
pengamatan preparat adalah mikroskop. ( Waluyo, Joko, 2012)
Mikroskop
adalah alat bantu penglihatan yang dapat digunakan untuk mengamati obyek yang
ukurannya kecil seperti sel, organisme uniseluler, organel sel dan
lain-lain. Berdasarkan sumber pencahayaannya mikroskop terbagi dua yaitu
mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.
a. Mikroskop cahaya
Mikroskop cahaya atau dikenal juga dengan nama “Compound
light microscope” adalah sebuah mikroskop yang menggunakan cahaya
lampu sebagai pengganti cahaya matahari sebagaimana yang digunakan pada
mikroskop konvensional.Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih
berasal dari sinar matahari ang dipantulkan dengan suatu cermin datar
ataupun cekung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin ini akan
mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor.
b.
Mikroskop
elektron
Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu untuk melakukan pembesaran objek
sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektro
statikdan elektro
magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan
gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih
bagus daripada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek
dibandingkan mikroskop cahaya. ( Lelono, Asmoro,
2002)
Bagian-Bagian Mikroskop
1. Lensa objektif adalah lensa yang menghadap ke arah preparat yang berfungsi
memperbesar bayangan preparat. Perbesaran yang tersedia adalah 10 kali, 40
kali, dan 60 kali.
2. Revolver atau pemutar lensa adalah alat yang digunakan untuk memasang lensa
objektif. Alat ini dapat diputar-putar agar lensa objektif berada pada
kedudukan yang sesuai.
3. Lensa okuler adalah lensa yang menghadap ke arah mata kita yang berfungsi
untuk memperbesar bayangan dari lensa objektif. Perbesaran yang tersedia adalah
5 kali, 10 kali, dan 12,5 kali.
4. Tubus okuler adalah bagian yang menghubungkan lensa okuler, revolver, dan
lensa objektif.
5. Kaca atau cermin merupakan bagian alat penerang yang berfungsi untuk
menangkap cahaya, kemudian memantulkannya ke arah kondensor.
6. Diafragma merupakan bagian yang dapat mengatur banyak sedikitnya cahaya
yang masuk. Bagian ini dapat menutup dan membuka.
7. Kondensor merupakan bagian yang berfungsi memusatkan cahaya pada preparat
yang
kita amati.
-
Dasar atau kaki yang bentuknya menyerupai
tapal kuda.
-
Tiang atau penyangga yang menghubungkan dasar
dan pegangan mikroskop.
-
Lengan
mikroskop yang merupakan tempat memegang mikroskop.
-
Meja benda yang berfungsi sebagai tempat untuk
meletakkan preparat yang akan diamati dengan mikroskop. Bagian tengah meja ini
berlubang sebagai lubang untuk masuknya cahaya dari kondensor.
-
Penjepit berfungsi sebagai penjepit kaca
yang berisi preparat agar tidak bergeser-geser.
-
Makrometer atau tombol pengatur kasar
berfungsi menggerakkan lensa naik-turun dengan cepat.
-
Mikrometer atau tombol pengatur halus
berfungsi menggerakkan lensa naik-turun secara perlahan-lahan. ( Mikrajuddin,
Abdullah, 2006 )
Cara Menggunakan Mikroskop Cahaya untuk Pengamatan
1.
Peganglah lengan mikroskop
dengan salah satu tangan dan tangan lain menyangga kaki mikroskop. Letakkan
mikroskop di atas meja pengamatan dengan bagian lengan tepat berada di
hadapanmu. Lalu, bersihkan lensa dan cermin dengan menggunakan kertas tisu.
Setelah dibersihkan, pasangkan lensa okuler dengan perbesaran lemah.
2.
Agar didapat medan
penglihatan yang baik, putarlah revolver sehingga diperoleh perbesaran terkecil
pada lensa objektif yang searah dengan lensa okuler dan tubus okuler.
3.
Putarlah cermin mikroskop ke
arah sumber cahaya sambil melihat melalui lensa okuler sehingga diperoleh medan
yang terang tanpa bayangan benda lain.
4.
Letakkan preparat yang akan
kalian amati di atas meja benda, lalu jepitlah dengan penjepitnya sehingga
cahaya yang terkumpul dalam kondensor menembus kaca benda.
5.
Untuk mencari fokus,
lakukanlah dengan dua cara berikut ini.
·
Perbesaran lemah. Lensa
okuler dengan perbesaran 5 kali dan lensa objektif dengan perbesaran 10
kali dapat diartikan bahwa preparat diamati dengan perbesaran 50 kali.
Dengan cara menurunkan lensa okuler serendah mungkin, lensa
objektif juga diturunkan sampai berjarak kira-kira 8 mm dari
kaca preparat. Setelah itu, arahkan salah satu mata kalian ke lubang lensa
okuler sambil memutar-mutar makrometer sampai diperoleh gambaran preparat
yang jelas.
·
Perbesaran kuat. Lensa
okuler dengan perbesaran 12,5 dan lensa objektif dengan perbesaran 60 kali
sehingga preparat dapat diamati dengan perbesaran 750 kali. Mulailah
dengan menutup preparat dengan kaca penutup, lalu naikkan kondensor
sampai mau menyentuh kaca preparat (objek), kemudian bukalah diafragma
selebar-lebarnya dan turunkan lensa objektif sampai hampir menyentuh kaca
penutup preparat. Setelah itu, dengan makrometer, naikkan
lensa objektif sampai diperoleh gambaran preparat yang jelas.
6. Setelah mikroskop selesai
digunakan, bersihkanlah lensa objektif dengan menggunakan xylol. (Suhana,
1981)
Hal yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan mikroskop:
1. Peganglah erat-erat mikroskop dengan satu tangan,
sedangkan tangan yang lain pakailah untuk menyangga kaki mikroskop.
2. Meja preparat harus terap horisontal untuk menjaga
agar preparat tidak jatuh.
3. Bersihkan lensa hanya dengan kertas/ kain khusus untuk
lensa (soft tissue)
4. Biasakan kedua mata tetap terbuka ketika mengambil
preparat.
5.
Setelah menggunakan
mikroskop, putar pengatur kasar agar terdapat jarak antara lensa obyektif
dengan meja mikroskop, aturlah posisi cermin dalam posisis tegak. Bersihkan
lensa obyektif bila terkena minyak emersi dan bersihkan pula meja mikroskop
dari kotoran atau tumpahan medium dengan menggunakan tissue.
6.
Simpan mikroskop
dalam lemari yang diberi pengatur suhu. ( Waluyo, Joko, 2012 )
ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a.
Mikroskop
b.
Kaca preparat dan kaca penutup
2.
Bahan
a.
Potongan kertas bertuliskan “d” atau “b”
LANGKAH KERJA
Pengamatan potongan huruf “d” dan “b”
Meletakkan potongan huruf “d” atau
“b” pada gelas objek dan tutuplah secara perlahan-lahan dengan gelas
penutup, lalu amati preparat dengan menggunakan perbesaran lensa obyektif
lemah
|
Membandingkan letak bayangan dengan letak
objek yang diamati (letak bayang sama atau terbalik ? apakah bayangan
tersebut merupakan bayangan cermin?)
|
Menggambar bayangan setelah
terlihat dari hasil bayangan
|
Sambil memandang ke dalam lensa okuler,
geserlah preparat dari kiri ke kanan
(Ke arah mana bayangan bergeser? Dan kemanakah bayangan jika digeser ke
belakang?)
|
Mengatur pengatur kasar dan pengatur halus
sedemikian rupa sampai objek pada preparat terlihat
|
Mengatur pencahayaan diagframa agar
objek dapat terlihat dengan jelas
|
Mengukur luas
bidang pandang
Meletakkan
potongan huruf “d” atau “b” pada gelas objek dan tutuplah secara
perlahan-lahan dengan gelas penutup, lalu amati preparat dengan menggunakan
perbesaran lensa obyektif lemah
|
Memperhatikan
bagian samping kanan dan di belakang meja preparat terdapat skala yang
menentukan dua sumbu
|
Mengamati
lewat lensa okuler dimana letak huruf “d” atau “b”, kemudian geserlah dari
kanan (d1) dan ke kiri
sampai batas terakhir huruf terlihat.
|
Melihat
skala yang ada di belakang meja preparat, beberapa letak titik dengan
melihat angka pada skala dalam satuan milimeter (mm)
|
Mengukur diameter (d2)pada
obyek tersebut, maka geserlah ke bawah dan geser he atas sampai batas
terakhir huruf terlihat.
|
Melihat
skala pada bagian kiri meja preparat, beberapa letak titik dengan melihat
angka pada skala dalam satuan milimeter (mm)
|
Menghitung
luas bidang pandang dengan menghitung selisih antara kedua titik (diameter
bidang pandang) dengan rumus:
L = π r2
|
HASIL PENGAMATAN
Pengamatan
potongan huruf “d”
( objek yang
diamati ) ( bayangan mikroskop )
-
Letak objek terbalik
dengan letak bayangan
-
Bayangan tersebut bukan
bayangan cermin
-
Apabila objek digeser
ke kanan, maka bayangan bergeser ke kiri
-
Apabila objek digeser
ke kiri, maka bayangan bergeser ke kanan
-
Apabila objek digeser
ke belakang, maka bayangan bergeser ke depan
Pengamatan
potongan huruf “b”
( objek yang
diamati ) (
bayangan mikroskop )
-
Letak objek terbalik
dengan letak bayangan
-
Bayangan tersebut bukan
bayangan cermin
-
Apabila objek digeser
ke kanan, maka bayangan bergeser ke kiri
-
Apabila objek digeser ke
kiri, maka bayangan bergeser ke kanan
-
Apabila objek digeser
ke belakang, maka bayangan bergeser ke depan
b - d
p - q
Pengukuran luas bidang pandang
Pada pengamatan huruf didapatkan
diameter yang merupakan hasil dari pengurangan batas kiri dan batas kanan,
kemudian dihitung luas bidang pandangnya sebagai berikut:
1.Luas
bidang huruf “b” perbesaran 10 x 10
-
Geser kanan = 138 mm
-
Geser kiri = 142 mm
-
d1 = 142-136
= 6 mm
-
r = 3 mm
Jawab: L =
π. r2
= 3,14 (3)2
= 28,26 mm2
-
Geser
atas = 12 mm
-
Geser bawah = 9 mm
-
d2 =
12-9
= 3 mm
r = 1,5 mm
Jawab: L =
π. r2
= 3,14 (1.5)2
= 7,065 mm2
2.Luas
bidang huruf “d” perbesaran 10 x 10
-
Geser kanan = 138 mm
-
Geser kiri = 144 mm
-
d1 = 144-138
= 6 mm
-
r = 3 mm
Jawab: L =
π. r2
= 3,14 (3)2
= 28,26 mm2
-
Geser
atas = 8mm
-
Geser bawah = 13 mm
-
d2 =
12-9
= 3 mm
r = 1,5 mm
Jawab: L =
π. r2
= 3,14 (2.5)2
= 19,625 mm2
PEMBAHASAN
Pengamatan potongan kertas yang bertuliskan huruf “d”
Pada hasil
pengamatan diatas, huruf “d” yang
terlihat memiliki bayangan yang terbalik setelah diamati dengan mikroskop. Bayangan
huruf “d” pada mikroskop adalah “P”. Selain itu bayangan yang terlihat
merupakan komponen titik yang membentuk garis lurus. Beda halnya dengan ujung
tampak langsung oleh mata telanjang yang berupa garis utuh.
Terbaliknya bayangan huruf “d”
menjadi “P” adalah karena pengaruh sifat lensa cembung. Dalam hal ini lensa
yang digunakan dalam mikroskop adalah lensa okuler maupun yang digunakan untuk
lensa objektif. Maka dari itu sifat bayangan yang dibentuk mengikuti sifat
bayangan lensa cembung yaitu maya, terbalik, diperbesar. Pembentukan bayangan
mikroskop dapat digambarkan sebagai berikut:
Obyek
yang diamati diletakkan di depan lensa obyektif diantara titik Fob dan 2 Fob.
Bayangan yang terbentuk oleh lensa obyektif adalah I, yang berada dibelakang
lensa obyektif dan didepan lensa okuler. Bayangan ini bersifat nyata, terbalik,
dan diperbesar.
Bayangan
I, akan menjadi benda bagi lensa okuler dan terletak di depan lensa okuler
antara pusat optik O dan titik fokus okuler Fok. Disini lensa okuler
akan berfungsi sebagai lup dan akan membentuk bayangan akhir I2
didepan lensa okuler. Bayangan akhir I2 yang terbentuk bersifat
maya, diperbesar dan terbalik terhadap obyek semula. Perbesaran yang dihasilkan
mikroskop adalah gabungan dari perbesaran lensa obyektif dan perbesaran lensa
okuler. Perbesaran lensa obyektif adalah Pob
dimana Pob
adalah perbesaran lensa obyektif, Sob adalah jarak bayangan lensa
obyektif dan Sob adalah jarak obyek di depan lensa obyektif.
Pengamatan pada
potongan huruf “b”
Sama halnya dengan pengamatan pada
potongan huruf “d”, bayangan yang dibentuk juga terbalik dengan benda yang
diamati. Hal ini juga dipengaruhi oleh lensa yang digunakan pada mikroskop
yaitu lensa cembung. Dengan menggunakan lensa ini bayangan akan bersifat maya,
terbalik, diperbesar. Bayangan yang terbentuk bukanlah bayangan cermin,
melainkan bayangan lensa, karena dalam hal ini cermin berfungsi sebagai
pemantul cahaya.
Pengukuran luas
bidang pandang
Luas bidang pandang merupakan luas
bayangan yang tampak dari lensa okuler. Menggeser-geser preparat bertujuan
untuk mencari titik.
Kemudian
setelah kita pahami pembentukan bayangan pada mikroskop, kita melanjutkan
percobaan dengan menentukan luas bidang pandang pada mikroskop. Untuk
mengetahui luas bidang pada mikroskop
kita harus menemukan jari-jari “r” dengan mencari diameter terlebih dahulu.
Adapun cara untuk mencari diameter adalah sebagai berikut:
1.Kita tentukan
dahulu batas skala kiri dengan menggeser preparat ke arah kanan, sampai batas
terakhir benda masih terlihat.
P
Berdasarkan
gambar diatas, akan didapat batas skalanya pada meja mikroskop atau alat
pengukur yang berupa mikrometer.
2.Kemudian kita
tentukan batas skala kanan dengan cara menggeser preparat kearah kiri, sampai
batas terakhir dimana bayangan benda masih terlihat.
P
Berdasarkan
gambar diatas, akan didapat batas skalanya pada mikrometer.
Kemudian pengamatan diatas akan
mendapat nilai diameter (d) dengan cara mengurangi batas kiri dikurangi batas
kanan. Hasil perhitungan telah dijabarkan hasil pengamatan dan didapatkan hasil
luas bidang pandangnya.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Benda-benda yg dilihat di
mikroskop mengalami 2x pembesaran (lensa Objektif & lensa okuler).
2. Benda-benda
yg dilihat di mikroskop (maya) sehingga yg terlihat jadi terbalik &
lebih besar.
3. Skala
pada mikroskop semakin bergeser ke kiri maka skalanya lebih besar dibandingkan
bergeser ke kanan dan dalam menentukan diameter semakin bergeser kebawah dalam
bayangan, maka semakin besar ukurannya.
4. Mikroskop yang sering digunakan dilaboratorium adalah mikroskop
binokuler dan mikroskop cahaya.
5. Mikroskop adalah alat optik untuk melihat benda yang tidak bisa dilihat
dengan mata telanjang.
6. Komponen-komponen mikroskop terdiri dari lensa okuler, lensa obyektif,
revolver, meja mikroskop, celah diafragma, kondensor, cermin, pemutar kasar,
tabung dan kaki mikroskop.
Saran
Agar dalam
praktikum yang akan datang praktikan mampu menggunakan dan memahami fungsi
serta cara kerja mikroskop dengan baik dan benar serta dapat menentukan luas
bidang pandang dengan tepat.
DAFTAR
PUSTAKA
D Bland, Robert.
2007. General Biology Laboratory Guide, English:
Burgess Publishing Company.
Febriyanti,
Dewi. 2011. Mikroskop. (11 Oktober
2012). dewifebriyanti.files.wordpress.com/2011/11/mikroskop.doc
Junaidi,
Wawan. 2009. Jenis-jenis Mikroskop. (10 Oktober 2012). http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/07/jenis-jenis-mikroskop.html
Lelono, Asmoro , 2002, Petunjuk Praktikum
Biologi Dasar,FKIP Universitas Jember, Jember.
Mikrajuddin, Abdullah. 2006. Menjawab
bagian-bagian mikroskop. Jakarta: gelora aksara pratama ß.
Suhana, 1981. Tehnik Mikroskopi. Jakarta: Lembaga
Penerbit Universitas Indonesia.
Sulistyaindriani.
2010. Bagian-bagian Mikroskop dan
Fungsinya ( 12 Juli 2010 ). http://sulistyaindriani.wordpress.com
Waluyo,
Joko. 2012. Petunjuk
Praktikum Biologi Dasar, Jember: FKIP Universitas Jember.